Selasa, 26 Februari 2019

Biayai atau Tutup Saja PPLP/PPLM!

Nasib PPLP/PPLM sangat miris. Para atlet yang harusnya dijaga asupan gizi, kalori, kini terpaksa makan mie instan. Pihak katering tak lagi memasok makanan karena sudah 40 hari tak dibayar.
Kondisi ini berawal dari hilangnya anggaran PPLP/PPLM di APBD Riau 2019. Sebelumnya, anggaran "pabrik atlet" ini ada di Dispora Riau. Namun pada APBD 2019, tak ada lagi alokasi dana untuk PPLP PPLM.
Para atlet dan pelatih PPLP/PPLM pun gerah. Mereka mendatangi Dispora Riau dan Sekdaprov Riau, Ahmad Hijazi. Apalagi, sempat beredar kabar "pabrik atlet" Riau itu akan dilikuidasi karena tak ada dana.
Saling menyalahkan lalu mulai terdengar. Dispora menyebut sudah mengajukan di R-APBD namun dicoret. Sedangkan Sekdaprov menyalahkan Dispora karena alpa memasukkan anggaran PPLP/PPLM, dan minta Dispora menggunakan prioritas agar PPLP/PPLM tetap berjalan. DPRD? Mereka anteng saja.
Akhirnya, Sekdaprov berinisiatif menggunakan "sedikit" dana CSR Pemprov Riau untuk membiayai PPLP/PPLM, itupun hanya untuk tiga bulan ke depan. Begitu pula Dispora, akan memprioritaskan pembiayaan PPLP/PPLM. Hanya untuk tiga bulan, terhitung dari Januari lalu.
Namun kini baru Februari, dan para atlet sudah tidak makan. Padahal, mereka sedang bersiap menghadapi Popnas 2019 di Papua, Oktober 2019. Para pelatih pun mengaku tidak bisa memaksa atlet latihan. "Bisa mati anak orang, mereka tidak makan."
Puluhan pelatih ini sudah menghadapi Kepala Dispora Riau, Doni Aprialdi, Senin (18/2) lalu. Namun Doni angkat tangan, dan mempersilahkan para pelatih mengadu ke Sekdaprov. Hasilnya? Belum ada!
Koordinator pelatih PPLP/PPLM, Hasnor, Selasa (19/2) mengatakan, mereka disuruh menunggu dua hari sementara Dispora dan Sekdaprov membahas hal ini. "Kami di suruh nunggu informasi dari Dispora. Sementara untuk makan minum atlet tidak ada. Atlet dusuruh puasa mungkin oleh pemerintah," papar pelatih atletik Riau ini.
Ini kisah memalukan. Entah bagaimana ceritanya, eksekutif dan legislatif Riau alpa memasukkan dana "pabrik atlet" Riau di APBD 2019. Sama sekali tak ada, nol!
Padahal, para atlet dan pelatih setiap hari berlatih keras untuk mengharumkan Riau di regional, nasional, dan membela Indonesia di internasional. Namun bagi para eksekutif dan legislatif Riau, mungkin anggaran perjalan dinas jauh lebih penting daripada mencetak atlet.
Apapun alasannya, kondisi ini tak lazim. Pemprov dan DPRD Riau tak usah mencla-mencle. Lanjutkan membiayai PPLP/PPLM atau tutup saja sekalian! Daripada menyiksa atlet dan pelatih yang berjuang demi nama daerah bahkan negara, namun mereka tak diberi makan. Itu keterlaluan!

Prabowo Siap Adu Gagasan di Debat

Demi menyambut debat, Prabowo terlihat mengurangi kegiatannya di hadapan publik pada Sabtu (16/2).
Prabowo berdiskusi dengan beberapa pakar dirumahnya di Hambalang, Bogor. Di tempat yang sama, dia juga menggelar acara senam pagi bersama sekitar 1.000 perempuan sukarelawan.
Seusai bersenam pagi, Prabowo sempat berpesan kepada para sukarelawannya untuk turut berjuang dalam Pilpres 2019. Salah satunya adalah datang ke tempat pemungutan suara untuk mencoblos dan kemudian mengawal suara itu. Mudah-mudahan dengan senam ini kami semua semakin rileks," ujar penggagas acara, Muchlido Apriliast.
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga UNO, Sudirman Said, menyatakan, Prabowo telah siap menyambut debat hari ini. Prabowo sudah menguasai tema-tema yang ada. Beberapa tema itu sudah tertuang dalam bukunya, Paradoks Indonesia. "Tim hanya update perkembangan terbaru," kata Sudirman.
Sudirman Said mengatakan, inti dari konsep Prabowo adalah swasembada pangan, air, dan energi. "Jika mengacu strategi, Prabowo akan mengangkat isu swasembada pangan, energi, kemudian infrastruktur," katanya.
Sudirman menuturkan, cawapres pendamping Prabowo, yaitu Sandiaga Uno, aktif terlibat dalam persiapan debat hari ini. Ia ikut berdiskusi dengan tim BPN dan para ahli.
Namun, Sudirman belum bisa memastikan kehadiran Sandiaga pada debat hari ini.

Kisah Yusuf Makan Sepiring Berdua Dengan Prabowo di Hutan

Air mata Muhamad Yusuf (65) meleleh saat bertemu dengan Prabowo Subianto, mantan komandannya. Tak lama kemudian, purnawirawan angkatan darat itu langsung memeluk Prabowo yang berdiri didepannya.
Keduanya nampak berbicara sejenak di tengah ratusan massa yang menyambut Prabowo di GOR Majapahit, Mojokerto pada Minggu (24/2) kemarin. "Semoga bapak menjadi presiden, saya dukung bapak," kata Yusuf sambil meneteskan air mata.
Prabowo terlihat menenangkan bawahannya itu dan memeluknya dengan erat.
"Terimakasih atas doanya," bisik sang jenderal. Ya, Yusuf sengaja datang ke Mojokerto karena ingin bertemu dengan Prabowo. Dia juga berkeliling untuk meyakinkan kawan-kawannya agar memilih Prabowo menjadi presiden.
"Begitu saya tahu jadwalnya langsung ke sini, saya kemarin dari Banyuwangi," kata pria yang kini tinggal di Bandung itu kepada Kantor Berita RMOL Jatim, Senin (25/2).
Yusuf mengaku lama menjadi bawahan Prabowo. Dia mengenal atasannya itu saat pangkatnya masih perwira menengah.
"Karena beliau saya bangga dan semoga menjadi Presiden," tambahnya.
Yusuf bercerita, dia mendampingi Prabowo sejak bertugas di timor leste puluhan tahun yang lalu.
Menurut dia, Prabowo adalah seorang atasan yang peduli dan perhatian dengan bawahannya.
Yusuf masih ingat ketika dia harus makan sepiring berdua, di tengah hutan, wilayah Viqueque, Timor Leste. "Waktu itu kami makan sepiring berdua, saya pertama nggak mau. Tapi Pak Prabowo ngotot memerintah saya harus makan," tandasnya.
Yusuf juga masih ingat bagaimana Prabowo pernah bertempur di Mapenduma menghadapi pemberontak di Papua. Ketika itu, dia bersama Prabowo mengejar para pemberontak untuk merebut sandera.
Meski diberondong tembakan dari atas bukit, Prabowo bersama anak buahnya tetap nggak gentar untuk mengejar.
"Kita kontak tembak di hutan, Pak Prabowo juga ikut bertempur waktu itu," tambahnya lagi.
"Beliau memimpin langsung. Sebagai komandan dia tidak hanya duduk di kursi, tapi beliau di lapangan. Kalau orang berbicara tidak benar saya nggak percaya. Karena saya puluhan tahun bersama beliau. Hidup mati bersama beliau," pungkasnya.

Al Nyanyi 'Hadapi dengan Senyum' di Depan Rutan

Sidoarjo - Ada suasana berbeda di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, ketika Al Ghazali menjenguk ayahnya, Ahmad Dhani Prasetya, Kamis (21/2). Sambil memainkan gitar, anak sulung Dhani itu mengajak awak media bernyanyi bersama lagu Dewa yang berjudul Hadapi Dengan Senyum.
Gitar yang dipakai Al merupakan pinjaman dari seorang warga yang rumahnya dekat dengan Rutan Medaeng. Al menyanyi tepat di depan pintu Rutan Medaeng, usai menjenguk ayahnya sekira pukul 11.59 WIB.
Meski berwajah lelah, Al terlihat puas usai menemu Ahmad Dhani. "Ya walaupun ayah terzalimi karena ditahan, tetapi saya bangga pada ayah. Ia tetap kuat dan sabar," ujarnya.
Apa pesan Ahmad Dhani? "Ayah berpesan untuk terus memperjuangkan keadilan dan meneruskan perjuangan ayah. Ia juga berpesan kepada keluarga untuk tetap kuat, tegar, dan sabar," jawabnya.
Al mengaku tidak membawa apa-apa saat berkunjung. "Hanya bawa doa saja," jawabnya singkat.
Selanjutnya, pemuda yang bernama lengkap Ahmad Al Ghazali itu meninggalkan rutan menumpang mobil Toyota Innova warna hitam. Sebelumnya, Al tiba di Rutan Medaeng menggunakan mobil Mercedes. Ia mengenakan kaus warna putih bergambar Ahmad Dhani bertuliskan My Hero. Dia juga menggunakan kacamata warna hitam dan berpeci. (tribunjatim/kuh)

Senin, 25 Februari 2019

Sandiaga Uno dan Snickers

Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang kini menjadi calon wakil presiden peserta Pemilu 2019, sering memakai sneakers dalam kesehariannya. Menurut Sandiaga, sneakers menjadi tuntutan dari gaya hidup yang mobilitasnya kian tinggi.
"Secara fungsional saja, gampang pakainya, gampang ngelepasnya, apalagi kalau untuk shalat, nyaman dipakainya, apalagi kalau masuk blusukan ke kampung-kampung di DKI dulu, dan sekarang keliling Indonesia. Ya, sangat dimudahkan kalau pakai sneakers," ujarnya.
Sandiaga juga menaruh perhatian pada produksi sneakers lokal. "Saya juga mendukung salah satu produk OK OCE, yaitu UKM dengan merek 910-Nineteen," tutur Sandi yang diwawancarai Sabtu (23/2).
Pada merek 910, Sandiag juga ikut membantu mendesain edisi khususnya. Dia senang karena merek itu kini makin dikenal. Ia berharap dengan kemunculannya berbagai merek sneakers produksi lokal, akan ada merek Indonesia yang mendunia nantinya.

Prabowo Subianto, Tempat Kediaman dan Kesehariannya

Bapak Prabowo Subianto memiliki rumah dan lahan yang sangat luas di Desa Bojongkoreng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Luasnya ditaksir lebih dari 4 hektar. Dari depan, ada gerbang kayu setinggi 2,5 meter.
Di kanan-kiri gerbang kayu itu ada pagar tembok. Dari gerbang itu, ada jalan menanjak sekitar 500 meter.
Di dalam, selain rumah induk terdapat helipad, lapangan gembala luda, istal, kandang kambing hingga lahan pertanian seperti pisang, cabe, tomat dan semacamnya.
Entah berapa jarak dari rumah induk ke gerbang. Prabowo lebih suka naik mobil dibanding helikopter bila tak buru-buru. Meski naik mobil, Prabowo suka menyapa warga.
Bapak Prabowo dikenal sebagai orang ramah oleh warga sekitar, kalo lewat suka dadah-dadah. Kalo kuda deket rumahnya diatas, kalo bebek di bawah, dekat tempat diklat drum band.
Di komplek area rumah Pak Prabowo terdapat klinik yang lengkap dengan rawat inap, dibuka 24 jam, dan dokternya ganti-gantian. Klinik itu gratis untuk warga yang ingin berobat.
Di kompleks itu, ada juga peternakan sapi, bebek dan kambing. Tempatnya pisah-2. Menurut petugas yang menjaga disana jumlah bebeknya ada ribuan, kambing juga banyak banget, sapi 600 an, kuda nggak tahu pasti berapa jumlahnya saking banyaknya. Untuk proses peternakannya Pak Prabowo mempekerjakan warga setempat sehingga menghasilkan susu kambing dan susu sapi. Ada rasa strawberry, kopi, buah-buahan. Ada juga campuran susu sapi sama kambing, susu kambinv Otawa.
Hasil produksinya tidak diperjual-belikan, tetapi diberikan gratis kepada masyarakat sekitar, murid-murid sekolah di sekitar Bojongkoreng dan guru-gurunya. Pegawai dapat tiap hari, masyarakat tiap minggu.
Kalau nyediain makanan jika ada acara, menunya diambil dari hasil pertaniannya sendiri karena didalamnya juga ada lahan pertanian.
Pak Prabowo memberikan akses bagi warga sekitar untuk mengambil hasil bumi dari perkebunan yang ada di kompleks lahannya.
Hasil perkebunan ini juga tidak dijual tetapi dibagikan kepada warga sekitar dan para pegawai yang bekerja dirumahnya.
Pak Prabowo juga sering membuat acara-acara untuk warga, baik untuk anak yatim, janda, fakir miskin, terutama di bulan Puasa.
Di hari-hari biasa warga sering diajak makan-makan di tenda.
Dalam kesehariannya Pak Prabowo tidak segan menyapa dan kadang memberi uang kepada anak-anak kecil disekitar rumahnya di Hambalang.
Pak Prabowo juga menyiapkan bus buat anak-anak sekolah sekitar yang diantar jemput gratis. Bahkan banyak anak-anak disekitar rumahnya yang dibiayai sekolah sampai lulus. Ada juga puluhan anak yang diberikan beasiswa untuk kuliah di universitas Yordania.
Prabowo juga merupakan Bapak asuh bagi 8.000 an anak-anak Papua. Prabowo melalui partai Gerindra mengajarkan baca tulis dan kebersihan kepada anak-anak Papua agar punya bekal pendidikan yang lebih baik.
Pak Prabowo mungkin dianggap Capres yang tidak merakyat karena berasal dari keluarga tajir dan merupakan mantan menantu Presiden. Walaupun itu hanya propaganda kampanye yang dihembuskan lawan, tetapi silahkan cek sendiri dilapangan. Terutama di sekitar Desa Bojongkoneng, Hambalang, Bogor.
Prabowo memang kaya raya dan dia orang besar akan tetapi dia tidak pernah bersikap cuek terhadap keadaan orang-orang disekitarnya. Justru dengan kelebihannya Prabowo membantu memajukan daerah sekitarnya dengan memberikan pelatihan bertani, berternak dan memberikan kredit lunak ( bantuan modal usaha ) untuk wiraswasta kepada warga yang membutuhkan. Merakyat ala Prabowo bisa diartikan bahwa Prabowo mengerti dan tahu apa yang dirasakan rakyat Indonesia kebanyakan. Hatinya peka merasakan kesusahan orang lain. Dengan begitu Prabowo bisa membantu dan memberikan solusi untuk kepentingan orang banyak. Setidaknya apa yang dilakukan Prabowo secara mikro sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh warga sekitarnya.
Prabowo tidak berusaha menjadi orang tidak mampu untuk dianggap merakyat. Prabowo juga tidak pernah berpura-pura merakyat dengan berperilaku yang tidak wajar yang bukan dirinya. Orang lain beranggaan bahwa merakyat berarti seperti rakyat kebanyakan, seperti orang miskin atau berperilaku seperti buruh dan kalau perlu ikut masuk got dan gorong-gorong agar dianggap merakyat.
Merakyat bagi Prabowo adalah bersikap wajar, apa adanya, tulus, ikhlas, melakukan usaha yang bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan, tanpa perlu harus ada yang tahu apalagi membawa wartawan untuk melakukan cekrek-cekrek media.

Prabowo bersilaturahmi dengan warga Medan

Calon presiden Prabowo Subianto pada Pemilu 2019 berupaya memperkuat basis dukungan di daerah-daerah dengan menyapa tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang. Tim sukses calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menargetkan Sumatera menjadi basis perolehan suara.
Terkait hal itu, Prabowo Subianto, Sabtu (23/2/2019), bersilaturahmi dengan ribuan pendukungnya di Regale Convention, Medan, Sumatera Utara. Pada acara itu, Prabowo menerima deklarasi dukungan dari pemilih pemula. Dalam pidato politiknya, Prabowo antara lain mengangkat isu jaminan kesehatan, harga pangan yang mahal, korupsi, dan gaji aparatur negara yang rendah.
Masih dalam rangkaian kunjungannya ke Sumut, Prabowo juga bertemu dan menggalang dukungan dari pengusaha dan warga etnis Tionghoa di Kota Medan.
Pada acara silaturahmi Prabowo dengan para pengusaha di Medan, mantan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengatakan, Prabowo-Sandiaga menargetkan Pulau Sumatera menjadi basis perolehan suara. Mereka menargetkan perolehan suara minimal 70 persen di seluruh wilayah Sumatera yang terdiri atas 10 provinsi tersebut.