Minggu, 02 Februari 2020

Kepedulian Bagi Jihan Terus Mengalir

Kendari - Beragam bentuk kepedulian untuk Jihan (11), gadis kecil yang merawat keluarganya seorang diri di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terus mengalir. Bantuan makanan dan santunan datang dari berbagai pihak.
Pada Jum'at (31/1/2020) menjelang siang, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh menjenguk Jihan dan keluarga di Lepo-Lepo, Kendari. Abdurrahman mengaku tergerak datang setelah mendapat informasi terkait perjuangan anak kecil yang merawat keluarganya seorang diri itu.
"Saya kesini tergerak untuk melihat dan menjenguk Jihan dan keluarganya. Tidak bisa dibayangkan seorang gadia kecil yang merawat ibu yang sakit kanker stadium akhir dan adik-adiknya," kata Abdurahman.
Abdurrahman juga berbincang dengan Nuraini (37), ibu Jihan yang divonis kanker payudara stadium IV. Kanker telah menyebar ke hati dan organ lain. Nuraini yang terbaring di kasur menuturkan, rutin meminum obat.
Seperti diberitakan sebelunnya, Jihan selama tiga bulan terakhir tidak masuk sekolah karena merawat ibunya yang sakit serta lima adiknya. Anak sulung yang kini duduk di bangku kelas V sebuah madrasah itu bertahan ala kadarnya dan berharap bantuan tetangga. Ayahnya tidak lagi tinggal di situ setelah berpisah dengan ibunya.
Berbagai bantuan terus berdatangan untuk keluarga ini. Kiriman makanan dari tetangga datang setiap pagi dan sore. Sebelumnya, bantuan beras, telur, air mineral, bantal dan selimut juga datang dari berbagai pihak. Rumah permanen tiga kamar yang ditempati Jihan dan keluarga merupakan bantuan dari sebuah organisasi nirlaba. Rumah lama mereka yang berdinding papan sudah rusak dan tak berbentuk lagi.
Bantuan juga datang dari Debi (34), anggota staf RS Bahteramas Kendari, yang merawat Bilal, adik bungsu Jihan yang berusia enam bulan. Meski bukan kerabat Jihan, Debi tergerak untuk merawat Bilal sejak tiga pekan lalu.
"Pertama kali kenal keluarga ini ketika Ibu Nuraini dirawat di RS Bahteramas. Kondisinya drop dengan kanker stadium akhir. Disitu saya baru tahu dia punya anak bayi, si Bilal ini. Saya izin untuk rawat karena kondisinya kurus dan alergi," kata Debi.
Kondisi Jihan dan keluarganya yang terjerat kemiskinan semakin terpuruk dengan sulitnya akses kesehatan. Sejauh ini, jaminan kesehatan keluarga ini hanya BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk sang ibu. Sementara, anak-anaknya belum terdaftar sama sekali.
Abdurahman berharap, ada penanganan dari pemerintah bagi Nuraini dan anak-anaknya agar mendapatkan jaminan hidup. Selain itu, Pemerintah Kota Kendari harus memikirkan agar kasus-kasus seperti ini tidak terulang. Masyarakat miskin harus benar-benar terdata dan diupayakan dengan program terpadu agar keluar dari jerat kemiskinan.
Data Badan Pusar Statistik menunjukkan, persentase penduduk miskin di Kendari hingga 2017 terus turun. Pada 2015 sebesar 5,58 persen, turun jadi 5,51 persen pada 2016, serta 5,01 persen di 2017. Akan tetapi, indeks kedalaman kemiskinan tidak berubah. Pada 2015 sebesar 0,75 persen, turun menjadi 0,69 persen di 2016, dan kembali ke 0,75 persen di 2017.
Sementara itu, data Dinas Sosial Kota Kendari menunjukkan kenaikan jumlah orang yang berhak menerima bantuan sosial. Dari 74.000 jiwa pada 2017 meningkat menjadi 89.000 jiwa pada tahun 2018. Adapun APBD Kota Kendari mencapai Rp 1,5 triliun tahun ini.
Kepala Bidang Fakir Miskin Dinas Sosial Kendari Sri Nursam Dewi menuturkan, program bantuan masyarakat terus dikucurkab setiap tahun. Pada 2020, bantuan pangan nontunai juga naik 26 persen menjadi Rp 150.000.

Tidak ada komentar: